Gaya Hidup

Mengenal Pernikahan Adat Jawa dan Estimasi Biaya yang Dibutuhkan

Admin BFI
5 October 2022
7462
Mengenal Pernikahan Adat Jawa dan Estimasi Biaya yang Dibutuhkan

Pernikahan adat jawa memiliki serangkaian prosesi yang panjang namun penuh makna. 

Meskipun banyak pasangan yang memilih menikah secara modern, nyatanya tidak sedikit pasangan yang memutuskan untuk menikah sesuai adat jawa atas restu kedua orangtua.

Untuk sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan upacara pernikahan adat jawa yang dikenal sakral karena melibatkan banyak ritual serta pantangan. Namun, ada pula yang masih merasa awam atau belum mengerti runtutan prosesinya.

Nah, bagi Anda yang berencana ingin menikah dalam waktu dekat atau ingin mengetahui lebih lanjut terkait prosesi pernikahan adat jawa, artikel yang satu ini bisa menjadi referensi untuk Anda. Mari kita simak dengan seksama!

 

Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Prosesi pernikahan adat jawa terbagi ke dalam beberapa tahapan. Apabila dirunut dari awal sampai akhir, setidaknya terdapat 17 tahapan yang perlu dilalui.

1. Pemasangan Tarub, Tawuhan, dan Bleketepe

Dalam pernikahan adat jawa, ada sebuah ritual yang dilakukan sebagai penanda pernikahan. Yakni dengan melakukan pemasangan tarub, tawuhan, dan bleketepe.

Menurut tradisi, pemasangan tarub diartikan sebagai peneduh rumah atau atap yang mampu membuat teduh siapa saja yang berada di bawahnya. Selain itu, pemasangan tarub juga senantiasa dihiasi janur kuning melengkung. 

Selanjutnya yaitu pemasangan bleketepe. Yakni sebuah anyaman yang terbuat dari kelapa dan digunakan sebagai hiasan pernikahan.

Terakhir, pemasangan tawuhan pada sisi kiri dan kanan gerbang masuk. Tawuhan sendiri merupakan buah-buahan dan tanaman. Umumnya tawuhan yang digunakan berupa kelapa muda, pisang raja, janur, dan seikat padi.

Baik bleketepe dan tawuhan, keduanya sama-sama memiliki pengharapan yang baik. Yakni sebagai simbol adanya pernikahan dan keluarga yang merayakan mengharap berkah serta kemakmuran bagi kedua pasangan pengantin.

2. Sungkeman Kepada Orangtua

Sungkeman tidak hanya dilakukan di pernikahan adat jawa. Sungkeman turut dilakukan di pernikahan adat lainnya.

Tujuan dari sungkeman sendiri sebagai permintaan doa dan restu dari kedua orangtua pengantin untuk melaksanakan pernikahan, rasa terima kasih telah merawat dari kecil hingga dewasa, dan bentuk permintaan maaf atas segala kesalahan yang pernah dibuat.

3. Siraman atau Penyucian Diri

Prosesi siraman dilakukan oleh orangtua, yakni ayah dan ibu mempelai sebagai bentuk penyucian diri sebelum menjalani upacara sakral.

Siraman tidak hanya bisa dilakukan oleh orangtua akan tetapi juga kerabat yang sudah menikah untuk dimintai berkahnya. Tidak hanya itu, proses penyiraman yang ada dilakukan dalam jumlah ganjil, antara 7 atau 9 orang.

Pernikahan Adat Jawa

Image Source: Instagram/maudyayunda

4. Paes atau Ngerik

Berikutnya, setelah rambut mempelai wanita basah kuyup, perias akan ikut ambil bagian dengan mengeringkan rambut dengan cara diratus. Ini dilakukan agar rambut mempelai senantiasa wangi hingga hari pernikahan.

Setelah itu perias akan mulai mengerik rambut halus yang berada di dahi. Tujuannya untuk membuang sial maupun hal buruk yang pernah menimpa calon mempelai wanita. Baru setelahnya perias tersebut akan membuat pola cengkorong paes.

Dalam proses paes atau ngerik ini biasanya sang perias diwajibkan untuk puasa terlebih dahulu.

5. Adol Dawet

Langkah pernikahan adat jawa berikutnya yaitu adol dawet. Berupa acara menjual dawet yang diadakan oleh orangtua mempelai yang nantinya dijual ke para tamu yang menghadiri ritual.

Meskipun berjualan, nyatanya pada acara ini tidak benar-benar dilakukan transaksi jual-beli, melainkan pemberian dawet yang kemudian ditukar dengan tembikar atau kwereng koin yang terbuat dari tanah liat.

Prosesi ini mengandung filososfi tentang kebutuhan hidup yang berasal dari bumi dan sebagai bentuk pertanda jika manusia akan kembali ke tanah.

6. Midodareni

Kata midodareni pada prosesi pernikahan adat jawa berasal dari kata widadari yang berarti bidadari.

Midodareni dilakukan mempelai wanita dari pukul 18.00 - 24.00 dengan cara berdiam diri di dalam kamar dalam balutan riasan tipis sederhana. Mempelai juga ikut ditemani ibu dan kerabat dekat yang juga wanita.

Selama masa midodareni, pinisepuh akan memberikan nasihat atau wejangan terkait hidup berumah tangga.

Lalu, setelah midodareni selesai, ayah dari mempelai wanita akan menanyakan kemantapan hati putrinya untuk berumah tangga dengan pria yang dipilihnya.

Selain itu, proses ini juga berdampingan dengan prosesi nyantri di mana calon pengantin pria ditemani sanak saudara datang ke rumah mempelai sebagai tanda ia sehat dan bisa melangsukan pernikahan pada esok hari.

7. Srah-Srahan

Srah-srahan adalah tahapan pada pernikahan adat jawa berupa penyerahan barang-barang dari mempelai pria kepada wanita. Dilakukan pada malam hari saat midodareni berlangsung, acara ini diwakilkan oleh orangtua mempelai wanita.

 

Baca Juga: Serba-Serbi Biaya Pernikahan Sederhana yang Perlu Disiapkan

 

8. Upacara Panggih

Upacara panggih adalah prosesi pasca nikah atau acara puncak di mana antara mempelai wanita dan pria resmi menjadi sepasang suami istri. Upacara panggih dibuka dengan tarian edan-edanan.

9. Penyerahan Sanggan

Berikutnya dilanjutkan dengan penyerahan sanggan kepada orangtua mempelai wanita sebagai simbol penebus putri mereka. 

Sanggan yang diberikan berisikan satu tangkep atau dua sisir pisang raja, sirih ayu, kembang telon yang terdiri dari mawar, melati, dan kenanga, serta benang lawe.

10. Balangan Gantal

Balangan gantal adalah ritual yang ada di pernikahan adat jawa sebagai simbol kedua mempelai saling melempar kasih.

Benda yang dilempar berupa daun sirih dengan isian bunga pinang, gambir, kapur sirih, tembakau hitam yang dijadikan satu lalu diikat dengan benang lawe.

Cara melemparkannya cukuplah unik. Pertama, mempelai pria melemparkan gantal ke dahi, dada, dan lutut mempelai wanita. Lalu mempelai wanita membalasnya dengan melempar gantal ke dada dan lutut mempelai pria.

11. Wijikan

Ritual wijikan atau yang kerap disebut dengan ranupada, ialah sebuah ritual pembasuhan kaki sebanyak tiga kali oleh mempelai wanita kepada mempelai pria.

Ritual ini dilakukan sebagai bentuk wujud bakti istri kepada suami, sekaligus peluruh segala halangan menuju rumah tangga yang bahagia.

12. Kanten Asto

Prosesi yang satu ini menjadi pembeda antara kawula (masyarakat biasa) dengan bangsawan. Jika pada putri sultan dilakukan prosesi pondong, maka untuk kawula dilakukan prosesi kanten asto.

Pada prosesi ini kedua mempelai berdiri secara berdampingan, saling mengaitkan jari kelingking satu sama lain, dan berjalan bersama menuju pelaminan.

13. Tanem Jero

Setelah sampai di pelaminan, kedua mempelai berdiri menghadap para tamu undangan sambil membelakangi kursi pelaminan.

Prosesi ini disaksikan bapak dan ibu mempelai wanita, yang mana setelahnya bapak dari mempelai wanita akan menepuk bahu kedua mempelai untuk mendudukan keduanya di pelaminan.

14. Tampa Kaya

Tampa kaya adalah prosesi pernikahan adat jawa yang kerap disebut dengan kacur-kacur. Prosesi ini memiliki makna agar mempelai wanita nantinya mampu mengatur nafkah yang diberikan oleh suami sebaik mungkin.

Dilakukan dengan cara menuangkan biji-bijian (kaya) ke atas tikar pandan yang dipangku oleh mempelai wanita. Biji-bijian tersebut terdiri dari kacang kedelai, gabah, kacang tanah, beras kuning, padi, jagung, bumbu dapur, bunga sritaman, hingga uang logam.

15. Dhahar Kalimah

Dhahar kalimah adalah prosesi pernikahan adat jawa yang melambangkan kerukunan suami istri dapat mendatangkan kebahagian dalam keluarga.

Prosesi ini dilakukan dengan cara mempelai pria membuat tiga kepalan nasi kuning yang kemudian diletakkan di atas piring yang dipegang oleh mempelai wanita.

Mempelai wanita dipersilakan untuk menikmati nasi kuning tersebut satu persatu, kemudian mempelai pria akan memberikan segelas air putih.

16. Ngunjuk Rujak Degan

Sesuatu yang manis wajib dirasakan bersama. Itulah makna yang tersirat pada prosesi pernikahan jawa yang satu ini.

Rujak degan sendiri merupakan minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda dengan campuran gula merah.

Ritual ini dijalankan dengan cara bapak mempelai wanita mencicipi rujak degan yang disuapi oleh ibu mempelai wanita. Lalu, sang bapak menyuapi mempelai pria dengan rujak degan, sedangkan sang ibu menyuapi mempelai wanita.

17. Mapag Besan

Ritual menjemput besan dalam pernikahan adat jawa disebut dengan mapag besan. Ritual ini sengaja dilakukan karena orangtua mempelai pria tidak diperkenankan hadir selama prosesi panggih sampai dengan upacara ngunjuk rujak degan.

 

Baca Juga: Tips Manfaatkan Pinjaman Proses Cepat untuk Nikah

 

Estimasi Biaya Pernikahan Adat Jawa

Sebagaimana pernikahan pada umumnya, pernikahan adat jawa membutuhkan budget yang perlu Anda persiapkan dari jauh-jauh hari.

Dilansir dari finansialku.com, untuk pernikahan adat jawa sederhana dibutuhkan setidaknya 13 juta. Biaya tersebut nantinya digunakan untuk berbagai hal, antara lain yaitu:

1. Tata Rias dan Busana Pernikahan

Tata rias dan busana pernikahan adat jawa yang sudah termasuk untuk kedua mempelai, orangtua, penerima tamu, dan sanak saudara. Tidak perlu meminjam baju pernikahan secara terpisah.

2. Pelaminan Khas Jawa

Budget 13 juta yang ada sudah termasuk dengan Pergola atau pelaminan pernikahan adat jawa. Di dalamnya sudah termasuk dengan dekorasi dan bunga.

3. Kamar Pengantin

Sulit dipercaya namun dengan budget tersebut Anda sudah bisa mendapatkan kamar pengantin yang sudah ikut ditata rapih untuk kedua mempelai.

4. Kebutuhan Acara

Kebutuhan acara pernikahan adat jawa yang meliputi 100 kursi, 4 tenda, meja prasmanan, sendok dan garpu, maupun 2 meja penerima tamu. Selain itu, pihak WO juga menyiapkan 3 lampu neon dengan daya 40 watt, 2 tempat souvenir, 2 buku tamu, dan 2 kotak uang.

5. Foto dan Video Pernikahan

Kurang afdol rasanya jika salah satu momen terpenting tidak diabadikan dengan baik. Nah, dengan budget pernikahan adat jawa 13 juta tersebut, pihak WO juga menyediakan video shooting dan foto digital.

Perlu diingat, budget sebesar 13 juta tersebut hanyalah perkiraan atau estimasi kasar. Untuk mengetahui secara detail berapa budget yang perlu disediakan, Anda bisa melakukan riset secara online ataupun menanyakannya ke wedding organizer (WO).

Nah, bagi Sobat BFI yang membutuhkan dana cepat cair untuk biaya pernikahan dengan proses yang mudah tanpa berbelit-belit, Anda bisa mengajukannya di BFI Finance!

BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan yang sudah terverifikasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dengan meminjam melalui BFI Finance, Anda akan memperoleh beragam keuntungan seperti berikut ini.

Jaminan BPKB Mobil

Pencairan dana hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 3 tahun.

Jaminan BPKB Motor

Pinjaman dana dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 18 bulan.

Jaminan Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% dengan tenor panjang hingga 48 bulan.

Demikian informasi terkait Mengenal Pernikahan Adat Jawa dan Estimasi Biaya yang Dibutuhkan. Harapannya, semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang Anda cari dan berguna untuk ke depannya.

 

Ikuti terus artikel kami mengenai bisnis, gaya hidup, informasi umum, dan sebagainya di BFI Blog. Update setiap Senin-Jumat

Kategori : Gaya Hidup