Bisnis

Bisnis Ritel: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Perbedaanya dengan Grosir

Admin BFI
30 November 2022
46679
Bisnis Ritel: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Perbedaanya dengan Grosir

Pernahkah Anda mendengar kata ‘bisnis ritel’? Sebagian dari kita pastinya sudah tidak asing dengan kata tersebut. Namun, apa itu ritel sebenarnya dan apa saja hal penting yang berkaitan dengan bisnis tersebut?

Bagi Anda yang ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai apa itu ritel, artikel berikut ini akan membantu Anda untuk memahami topik tersebut satu per satu.

 

Definisi Bisnis Ritel

Bisnis ritel atau pedagang eceran adalah sebuah bisnis yang menjual barang atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk dikonsumsi secara pribadi dan tidak jual kembali (cukup untuk penggunaan pribadi saja).

Menurut salah satu ahli bernama Sopiah & E.M. Sangadji, ritel dapat diartikan sebagai kegiatan penjualan barang atau jasa sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Adapun penjelasan lainnya terkait definisi ritel menurut para ahli tertuang dalam penjelasan berikut ini.

  • Barry R. Berman dan Joel R. Evans

Berman dan Evans memaparkan jika yang dimaksud dengan ritel adalah aktivitas bisnis yang erat kaitannya dengan pemasaran produk dengan tujuan akhir barang dan jasa yang ditawarkan bisa sampai ke konsumen dan digunakan untuk diri sendiri maupun memenuhi kebutuhan rumah tangga.

  • Philip Kotler

Menurut Kotler, ritel adalah serangkaian proses penjualan barang dan jasa secara satuan (eceran) untuk bisa sampai ke tangan konsumen dan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

  • David Gilbert

Sedangkan Gilbert berpendapat bahwasannya, ritel adalah semua upaya yang dilakukan untuk dapat memuaskan konsumen tingkat akhir mulai dari mengerahkan keahlian pemasaran sampai dengan jasa atau pelayanan. 

Dari penjelasan yang ada, secara gamblang bisnis ritel dapat didefinisikan sebagai usaha yang menjual jasa dan barang eceran (satuan) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat dan tidak untuk diperjualbelikan kembali. 

Perbedaan Bisnis Ritel dengan Grosir

Meskipun terlihat sama-sama menjual kebutuhan masyarakat, namun nyatanya antara grosir dan bisnis ritel memiliki pengertian yang berbeda. Setidaknya ada tiga perbedaan yang paling menonjol.

1. Tujuan Penjualan

Ritel berfokus pada konsumen akhir dimana barang dan jasa yang ditawarkan hanya untuk konsumsi pribadi. Sedangkan grosir menjual barang dan jasa untuk selanjutnya bisa dijual kembali oleh para pedagang eceran.

2. Harga Produk

Adanya perbedaan terkait tujuan penjualan tentunya mempengaruhi harga jual yang berbeda dimana harga grosir akan lebih murah karena produk yang dibeli bisa dijual kembali. Selain itu, pedagang eceran  dan penjual bisa memperoleh untung dari setiap barang yang dijual secara satuan (eceran). 

Selaras dengan harga yang murah tersebut, pihak grosir umumnya menetapkan jumlah (quantity) produk yang dibeli. Sebagai contoh susu kaleng yang ada pada grosiran hanya bisa dibeli dalam jumlah 1 dus bukan satuan.

3. Target Pasar

Kehadiran grosir lebih diperuntukan untuk pelaku usaha skala kecil misalnya warung sembako atau toko madura. Meskipun begitu, Anda tetap bisa berbelanja secara grosiran jika produk yang dibutuhkan berjumlah banyak.

 

Baca Juga: 10 Peluang Usaha Modal 10 Juta. Tertarik Untuk Mencoba?

 

Fungsi Bisnis Ritel

Peran bisnis ritel dalam keberlangsungan hidup masyarakat sangatlah penting dan tentunya saling menguntungkan kedua belah pihak, baik itu pembeli maupun penjual. Adapun peranan lainnya dari ritel yakni sebagai berikut.

1. Membantu Konsumen Mendapatkan Barang dengan Mudah

Hadirnya bisnis ritel sekaligus menjadi jembatan antara pihak produsen dan konsumen. Sehingga, konsumen akan lebih mudah untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan dan dapat dibeli secara eceran, sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Saling Menguntungkan Produsen dan Grosir

Selain pihak konsumen yang diuntungkan, pihak produsen dan grosir yang ada sama-sama diuntungkan. Sebab, pedagang ritel akan membeli dalam jumlah banyak kepada pihak grosir yang mana barang tersebut didapat dari produsen. Keuntungan yang didapat dari penjualan oleh pihak produsen akan diputar kembali untuk proses produksi.

3. Membantu Promosi Produk-Produk yang Ada

Tidak hanya membantu konsumen untuk memenuhi kebutuhan, adanya bisnis ritel juga ikut membantu mempromosikan produk yang dijual. Pihak ritel atau pedagang eceran umumnya memiliki tenaga penjual (sales), katalog produk, serta pelayanan pelanggan untuk memaksimalkan penjualan produk yang ada. Salah satu contohnya yaitu dengan cara mengedukasi calon konsumen tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh dengan menggunakan sabun merek tertentu.

4. Observasi Pasar Terkait Minat Belanja Masyarakat 

Bisnis ritel berhadapan langsung dengan konsumen. Mereka menyalurkan produk yang ada secara langsung kepada masyarakat sehingga dapat dengan mudah mengetahui produk mana yang paling diminati dan laris di pasaran. Fenomena ini dapat dijadikan sebagai timbal balik yang positif bagi pihak grosir dan produsen untuk menjual barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Tujuan Dari Bisnis Ritel

Secara garis besar, kemunculan bisnis ritel sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya akan produk dan jasa. Adapun tujuan lainnya dari ritel sebagai berikut.

1. Membantu Konsumen Memperoleh Barang yang Diinginkan

2. Menjual Produk Dengan Kuantitas yang Lebih Sedikit Sehingga Memudahkan Masyarakat Untuk Menjangkaunya Serta Memenuhi Kebutuhan Harian

3. Sebagai Penghubung Antara Pihak Distributor dan Konsumen

4. Mengumpulkan Informasi Terkait Barang dan Jasa yang Sedang Dibutuhkan Masyarakat

Jenis-Jenis Bisnis Ritel

Jenis bisnis ritel dibagi ke berdasarkan produk yang dijual, kepemilikan, dan yang terakhir berdasarkan lokasi penjualan. Mari kita simak penjelasan lengkapnya di uraian berikut ini.

Bisnis Ritel

Image Source: Pexels/Chris F

1. Berdasarkan Produk yang Dijual

Jika diklasifikasikan berdasarkan produk yang dijual, ritel memiliki 3 kategori berbeda.

  • Ritel yang Menjual Barang (Product Retail)

Ritel yang satu ini berfokus pada penjualan produk tertentu. Salah satu contohnya bisnis thrift shop yang khusus menjual baju-baju preloved (baju bekas).

  • Ritel yang Menawarkan Jasa (Service Retail)

Selain barang, ada juga jenis ritel yang berfokus menawarkan jasa. Misalnya usaha bengkel motor yang kehadirannya cukup penting mengingat jumlah pengendara motor di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi.

  • Ritel yang Menjual Barang dengan Media Tertentu (Non-Store Retail)

Tidak semua ritel menggunakan tenaga manusia sebagai ujung tombak kesuksesan penjualan. Ada juga jenis ritel yang menggunakan mesin untuk menawarkan produk yang mereka miliki. Misalnya barang-barang yang dijual dalam vending machine. Selain lebih praktis, para konsumen pun bisa lebih leluasa untuk memilih produk yang mereka inginkan.

2. Berdasarkan Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, ritel dibagi menjadi 3 jenis. Diantaranya yaitu ada ritel mandiri, ritel waralaba, dan ritel kelompok.

  • Ritel Mandiri

Sesuai dengan namanya, ritel jenis ini bergerak secara mandiri dimana operasional yang berlangsung tidak bergantung pada pihak lain. Contohnya yaitu toko kelontong, warung sembako, dan ruko.

  • Ritel Waralaba (Franchise)

Ritel jenis ini memasarkan produk yang serupa dengan perusahaan pusat dimana pemilik bisnis franchise tidak perlu memulai usaha yang ada dari nol. Cukup dengan mengikuti aturan main dari pihak pusat serta membeli hak milik sesuai kesepakatan. 

3. Berdasarkan Lokasi Penjualan

Selain 2 hal di atas, ritel juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat berjualan. Dimana terdapat banyak penjual dalam 1 tempat yang menawarkan beraneka ragam kebutuhan, mulai dari barang sampai dengan jasa. Contohnya yaitu ritel strip atau sebutan lainnya lahan komersial.

4. Berdasarkan Skala Usaha

Banyak jenis ritel yang ada menjadikan ritel terbagi menjadi 2 skala berbeda yaitu ritel skala besar dan skala kecil.

  • Ritel Skala Besar

Ritel jenis ini menjual barang dengan skala besar atau banyak. Umumnya ritel ini menjual berbagai pilihan produk yang cukup lengkap dan banyak pilihannya. Contohnya yaitu toko serba ada, department store, chain store, dan lain-lain.

  • Ritel Skala Kecil

Ritel jenis ini cenderung menawarkan produk dalam jumlah terbatas. Adapun contohnya yaitu pedagang kaki lima, pedagang keliling, kios, dan penjual tidak tetap.

 

Baca Juga: 13 Ide Usaha Modal 20 Juta Paling Menguntungkan, Pasti Cuan!

 

Contoh Bisnis Ritel yang Ada di Indonesia

Apa saja contoh bisnis ritel yang ada di Indonesia? Berikut ini beberapa contoh ritel yang ada di Indonesia dan membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat luas.

1. Toko Kelontong

Toko kelontong atau warung sembako kecil adalah salah satu contoh ritel yang ada di Indonesia. Ritel yang satu ini bisa dengan mudah kita temui di daerah pemukiman dan menyediakan beragam produk yang cukup lengkap. Seperti makanan dan minuman, kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak lagi.

2. Department Store

Berikutnya yaitu department store. Dari segi ukuran, jenis ritel yang ini tentunya lebih besar dan lebih lengkap dari toko kelontong. Ciri khas dari ritel jenis ini yakni barang yang dijual dikelompokan sesuai dengan jenisnya di tempat yang berbeda. Misalnya sepatu wanita yang khusus ada di area fashion wanita saja.

3. Warehouse Retailer

Jenis ritel yang satu ini berbentuk fasilitas gudang dan menjual barang-barang dalam jumlah besar. Oleh karenanya, harga barang yang dijual jauh lebih murah ketimbang membeli eceran.

4. Convenience Retailer

Bisnis ritel yang satu ini umumnya dapat dengan mudah ditemukan di tempat pengisian bahan bakar atau rest area dan menawarkan berbagai produk yang dapat menunjang kebutuhan para konsumen.

5. Specialty Retailer

Specialty retailer atau pengecer khusus merupakan jenis ritel yang ada di Indonesia dan hanya menyediakan produk dengan kategori khusus. Sebagai contoh ritel merek kenamaan seperti Victoria Secret, Nike, Uniqlo, dan masih banyak lagi.

6. Mobile Retailer

Seperti namanya, mobile retailer adalah jenis ritel yang menjual produk melalui aplikasi lalu mengirimkannya kepada konsumen setelah pesanan pada aplikasi lunas dibayar. Seiring berkembangnya teknologi dari masa ke masa, ritel jenis ini semakin berkembang dan lebih disukai oleh masyarakat terutama mereka yang tidak ingin repot-repot pergi ke toko.

7. Internet Retailer

Internet retailer atau yang lebih lumrah kita kenal sebagai situs belanja online adalah sebuah situs web berisikan berbagai produk kebutuhan mulai dari yang paling krusial seperti sembako sampai dengan yang berkaitan dengan hobi.

Sobat BFI, itulah tadi pembahasan terkait bisnis ritel. Jika Anda tertarik untuk berwirausaha dengan cara membuka bisnis ritel, jangan ragu untuk mengajukan pinjaman ke BFI Finance.

Cukup dengan mengajukan pinjaman jaminan BPKB Mobil, Motor, ataupun Sertifikat Rumah, dana yang Anda butuhkan untuk modal usaha maupun kepentingan lainnya bisa langsung cair. Prosesnya aman, mudah, dan cepat.

Informasi lebih lanjut terkait pinjaman bisa Anda dapatkan melalui link berikut ini.

Informasi Pinjaman Jaminan BPKB Mobil

Pencairan dana hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 3 tahun.

Informasi Pinjaman Jaminan BPKB Motor

Pinjaman dana dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 18 bulan.

Informasi Pinjaman Jaminan Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% dengan tenor panjang hingga 48 bulan.

 

Temukan informasi bermanfaat lainnya hanya di BFI Blog. Artikel terbaru khusus untuk Anda setiap Senin-Jumat!

Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% per bulan dan tenor pinjaman panjang hingga 7 tahun. Lihat Syarat

BPKB Motor

Dapatkan pinjaman dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 24 bulan. Lihat Syarat

BPKB Mobil

Dapatkan dana pencairan hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 4 tahun. Lihat Syarat

Kategori : Bisnis